Stuxnet, Virus Canggih dengan Kendali Lemah

LONDON – Seorang ahli keamanan komputer asal Inggris menemukan bahwa pencipta virus Stuxnet adalah dua negara yang berkolaborasi untuk melumpuhkan teknologi Iran.

"Virus komputer Stuxnet merupakan hasil ciptaan salah satu perusahaan pembangkit di negara di barat yang bekerja sama dengan badan rahasia negara Israel," ujar peneliti keamanan komputer, Tom Parker, dilansir melalui Telegraph, Senin (24/1/2011).

Menurut Tom, perangkat lunak berbahaya, yang pertama kali terdeteksi pada bulan Juni tahun lalu, hampir pasti dirancang untuk membuat kerusakan, penyesuaian secara diam-diam ke mesin sentrifugal yang digunakan di oleh perusahaan pengayaan uranium Iran, Natanz. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad sangat yakin jika virus tersebut mengincar proyek nuklirnya.

Investigasi terpisah oleh ahli nuklir AS telah menemukan bahwa Stuxnet bekerja dengan meningkatkan kecepatan sentrifugal uranium ke titik puncaknya dalam waktu singkat. Pada saat yang bersamaan, Stuxnet bisa mematikan sistem pemantauan keamanan secara diam-diam sehingga operator menganggap bahwa semua jaringan masih dalam keadaan normal

Dipaparkan Tom, virus ini dikerjakan dalam dua tahap berbeda oleh dua kelompok ahli dengan tingkat pemahaman yang berbeda pula. Satu kelompok ahli dan satu kelompok amatir.

Unsur yang dibuat kelompok pertama, yang diaktifkan setelah Stuxnet mencapai target yang dikenal dengan sebutan Payload, ternyata cukup rumit, dibuat dengan desain yang sempurna dan cukup efektif untuk menghancurkan target. Bahkan akibat temuan ini pula, Parker yakin jika kelompok pertama melibatkan negara-negara barat yang berkuasa, termasuk Inggris. Pasalnya, lanjut Parker, negara tersebut memiliki keahlian cyber yang unik, serta dibutuhkan akses ke peralatan nuklir dengan keamanan yang cukup ketat untuk mengujicobakan virus tersebut. Hanya negara barat yang memiliki akses tersebut.

Kebalikannya, cara distribusi Stuxnet dan fitur pengendali perintah, yang memungkinkan Stuxnet dikendalikan dari jarak jauh, memiliki banyak sistem eror dan keamanannya tidak terlalu ketat.

"Mereka tampaknya tidak serius membuat virus. Seperti menghabiskan uang miliaran dolar untuk membangun pesawat luar angkasa yang dikendalikan dengan remote control mainan seharga 10 dolar," ujar Parker.

Virus Stuxnet ditemukan Juni lalu oleh seorang ahli komputer asal Jerman. Virus ini dikenal cukup canggih dan mampu berfungsi sebagai software spionase sekaligus sabotase dari jarak jauh. Virus tersebut dipercaya mengincar fasilitas penting di berbagai negara, seperti India, Indonesia dan Pakistan, khususnya fasilitas nuklir milik Iran. (srn)

Sumber : Okezone

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *